Mental Health in Humanitarian Emergencies

 
Hari Kesehatan Mental Sedunia, diperingati setiap tanggal 10 Oktober, dan sudah berlangsung sejak tahun 1992. Kampanye tahun ini berfokus pada kebutuhan mendesak untuk mendukung kesehatan mental dan kebutuhan psikososial masyarakat terdampak darurat kemanusiaan.

Kesehatan Mental Individu pada Situasi Krisis

  • Selama krisis, hampir semua orang mengalami tekanan dan gangguan sosial. Rumah hilang, keluarga terpisah, dan komunitas terpecah belah.
  • Meskipun satu dari lima orang mungkin memiliki kondisi kesehatan mental, hampir semua orang yang terdampak mengalami tekanan emosional dan ikatan komunitas yang terputus.
  • Krisis seperti bencana alam, konflik, dan keadaan darurat kesehatan masyarakat menyebabkan tekanan emosional, dimana satu dari lima orang yang mengalaminya, akan memiliki kondisi kesehatan mental yang perlu ditolong.
  • Mendukung kesejahteraan mental individu selama krisis semacam itu tidak hanya penting – tetapi juga menyelamatkan nyawa, memberi mereka kekuatan untuk bertahan, ruang untuk menyembuhkan, memulihkan, dan membangun kembali, tidak hanya sebagai individu tetapi juga sebagai komunitas.
  • Dampak kondisi krisis, seringkali berlangsung lama, bahkan masih ada setelah keamanan fisik dipulihkan, sehingga menghambat pemulihan dan ketahanan.
  • Orang dengan kondisi kesehatan mental yang serius tidak boleh dibiarkan tanpa perawatan dan dukungan.
  • Kesinambungan perawatan merupakan prioritas selama dan setelah keadaan darurat apa pun

Kesehatan Mental Kaum Migran dan Pengungsi

  • Migran dan pengungsi menghadapi risiko kesehatan mental di sepanjang perjalanan mereka
  • Migran dan pengungsi menghadapi beragam stresor di sepanjang perjalanan mereka – mulai dari konflik dan pengungsian hingga perjalanan berbahaya dan tantangan integrasi di negara tuan rumah.
  • Pada akhir tahun 2024, lebih dari 123 juta orang terpaksa mengungsi di seluruh dunia. Sebanyak 71% dari mereka ditampung di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana sistem layanan kesehatan sudah kewalahan dan akses ke layanan kesehatan mental sangat terbatas.

Poin Kunci Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia Tahun 2025

  1. Menjadikan kesehatan mental dan dukungan psikososial sebagai bagian inti dari respons darurat, tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga memperkuat masyarakat dan sistem kesehatan untuk masa depan.
  2. Berinvestasi dalam kesehatan mental dan dukungan psikososial membantu keluarga, masyarakat, dan perekonomian pulih dari krisis, membangun ketahanan jangka panjang, dan membentuk sistem kesehatan yang lebih kuat.
  3. Paket Layanan Minimum Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial menawarkan solusi yang terbukti dalam keadaan darurat, memastikan perawatan yang tepat waktu dan terkoordinasi yang mengurangi penderitaan, memperkuat kesejahteraan, dan membangun respons yang lebih inklusif.
  4. Pendekatan berlapis – mulai dari alat bantu mandiri dan Pertolongan Pertama Psikologis hingga layanan kesehatan mental khusus – memastikan dukungan yang mudah diakses, efisien, dan responsif bagi semua orang.
  5. Dukungan inklusif harus menjangkau anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, pengungsi, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, termasuk mereka yang berada di panti.
  6. Mengatasi hambatan seperti stigma, diskriminasi, biaya, dan bahasa sangatlah penting.
  7. Prioritaskan kesehatan mental Anda dengan tetap terhubung, aktif secara fisik, dan mengikuti rutinitas.
  8. Minimalkan konsumsi alkohol, lakukan aktivitas yang bermakna dan menyenangkan, dan cari dukungan dari teman, keluarga, atau tenaga kesehatan tepercaya.
  9. Pekerja kemanusiaan menghadapi stres ekstrem dan seringkali terdampak langsung oleh krisis yang mereka tangani.
  10. Organisasi harus menyediakan program istirahat, supervisi, dukungan sebaya, dan kesehatan mental di tempat kerja untuk mendukung respons kemanusiaan yang efektif.
Neni Sholihat
Psychologist at LIRA Psikologi Tasikmalaya |  + posts